Ojek Online Minta Keringanan Cicilan
Pengemudi ojek online (ojol) memberi respon instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkaitan rileksasi atau kelonggaran angsuran kendaraan ditengah-tengah paceklik penghasilan efek meluasnya pandemi virus corona (Covid-19). Jokowi awalnya pastikan kebijaksanaan itu berlaku pada April.
Ketua Presidium komune ojol Nasional Garda Indonesia Igun Wicaksono menjelaskan kebijaksanaan itu harus sesuai maksudnya yaitu memudahkan pengemudi yang terpengaruh Covid-19 pada bidang transportasi. Igun minta kebijaksanaan itu enggak mempunyai beberapa ketentuan yang ujungnya memberatkan.
Melihat : Jokowi Tekankan Penangguhan Angsuran Ojol Mulai April " Rileksasi hutang pembiayaan credit kendaraan bermotor harus jangan ditambah lagi ketentuan yang memberatkan, mirip contoh, debitur yang bisa rileksasi harus enggak bisa ada tunggakan awalnya, " kata Igun melalui pesan singkat, Rabu (1/3).
" Atau pola rileksasi rupanya debitur harus tetap ada keharusan bayar beberapa dari jumlahnya cicilan bulanan, jadi perusahaan pembiayaan masih kehendaki ada nilai pembayaran walaupun nilainya menyusut dari jumlahnya normal. "
Menurut kamu yang semestinya diaplikasikan penundaan tanpa ada ketentuan karena pengemudi sekarang enggak punyai uang lebih sebab penghasilan harian hanya cukup buat makan.
" Bagaimana ingin bayar cicilan walaupun nilainya telah dikurangi, untuk cari nafkah buat mengonsumsi keluarga saja sangat berat, " kata Igun.
Sedih
Selain itu Latifah, salah esa pengemudi ojol akui sedih sebab apa yang dikatakan Jokowi beberapa waktu paling akhir enggak sesuai dengan fakta di lapangan.
" Tempo hari aku ada faksi leasing serta banyak rekanan ojol sedih, sebab enggak sesuai yang kami harap. Apa kelihatannya itu hanya ajakan angin fresh saja, " kata Latifah.
" Tetapi sebenarnya kami harus bayar angsuran atau cicilan. Jadi walaupun dalam kondisi dan situasi saat ini faksi leasing enggak ingin tahu. Ingin bisa order atau tidak, angsuran cicilan harus tetap dibayar enggak perduli ingin istilahnya ada bencana semacam ini, " sebut Latifah. (ryh/fea)
Ketua Presidium komune ojol Nasional Garda Indonesia Igun Wicaksono menjelaskan kebijaksanaan itu harus sesuai maksudnya yaitu memudahkan pengemudi yang terpengaruh Covid-19 pada bidang transportasi. Igun minta kebijaksanaan itu enggak mempunyai beberapa ketentuan yang ujungnya memberatkan.
Melihat : Jokowi Tekankan Penangguhan Angsuran Ojol Mulai April " Rileksasi hutang pembiayaan credit kendaraan bermotor harus jangan ditambah lagi ketentuan yang memberatkan, mirip contoh, debitur yang bisa rileksasi harus enggak bisa ada tunggakan awalnya, " kata Igun melalui pesan singkat, Rabu (1/3).
" Atau pola rileksasi rupanya debitur harus tetap ada keharusan bayar beberapa dari jumlahnya cicilan bulanan, jadi perusahaan pembiayaan masih kehendaki ada nilai pembayaran walaupun nilainya menyusut dari jumlahnya normal. "
Menurut kamu yang semestinya diaplikasikan penundaan tanpa ada ketentuan karena pengemudi sekarang enggak punyai uang lebih sebab penghasilan harian hanya cukup buat makan.
" Bagaimana ingin bayar cicilan walaupun nilainya telah dikurangi, untuk cari nafkah buat mengonsumsi keluarga saja sangat berat, " kata Igun.
Sedih
Selain itu Latifah, salah esa pengemudi ojol akui sedih sebab apa yang dikatakan Jokowi beberapa waktu paling akhir enggak sesuai dengan fakta di lapangan.
" Tempo hari aku ada faksi leasing serta banyak rekanan ojol sedih, sebab enggak sesuai yang kami harap. Apa kelihatannya itu hanya ajakan angin fresh saja, " kata Latifah.
" Tetapi sebenarnya kami harus bayar angsuran atau cicilan. Jadi walaupun dalam kondisi dan situasi saat ini faksi leasing enggak ingin tahu. Ingin bisa order atau tidak, angsuran cicilan harus tetap dibayar enggak perduli ingin istilahnya ada bencana semacam ini, " sebut Latifah. (ryh/fea)
Comments
Post a Comment